Keracunan Metanol
Metanol, yang juga dikenal sebagai metil alkohol atau alkohol kayu, adalah bentuk alkohol yang beracun jika tertelan. Sedikitnya 30 ml saja sudah bisa mematikan. Metanol digunakan sebagai antibeku, sebagai pelarut, sebagai bahan bakar, dan sebagai denaturant (zat tambahan yang membuat alkohol yang dapat diminum menjadi tidak layak untuk dikonsumsi manusia), misalnya dalam minuman keras yang dimetilasi. Semua ini telah dan sedang digunakan oleh para pemalsu minuman keras , karena murah dan mudah diakses.
Pemalsu akan berusaha menghilangkan kontaminan apa pun dari cairan apa pun ('barang basah') yang mereka gunakan untuk membuat barang palsu, sering kali dengan menambahkan pemutih dan menyaring secara kasar melalui arang. Hal ini dapat meninggalkan partikel-partikel yang tersuspensi di dalam cairan, yang dapat menjadi indikator bahwa suatu produk adalah palsu. Namun, untuk menghilangkan metanol, cairan harus dipanaskan hingga menguap (pada suhu 64,7 derajat Celcius), yang merupakan proses yang berpotensi berbahaya karena metanol merupakan zat yang mudah menguap dan mudah terbakar, dan pemalsunya tidak selalu melakukannya dengan benar, baik karena ketidaktahuan, kecerobohan, maupun keserakahan. Jika suhunya tidak cukup tinggi, metanol akan tertinggal di dalam minuman keras palsu, dan karena metanol tidak berwarna dan baunya mirip dengan etanol (alkohol).
Setiap metanol yang dicerna tetap berada di dalam tubuh sampai semua etanol telah diproses. Tubuh kemudian mengubah metanol menjadi formaldehida dan kemudian menjadi asam format. Yang terakhir menyerang organ-organ jaringan lunak dalam tubuh, ginjal, hati, mata dan otak, menyebabkan kebutaan, koma dan kematian.
Gejala keracunan metanol meliputi:
Mitra AACS menanggapi ancaman keracunan metanol dengan sangat serius dan AACS telah berusaha untuk meningkatkan kesadaran akan risiko ini melalui program pelatihannya, termasuk bekerja dengan Methanol Institute (www.methanol.org) dalam presentasi bersama kepada penegak hukum dan profesional kesehatan.